Liputan6.com, Jakarta Stunting masih menjadi persoalan serius di Indonesia dan terus menghantui anak-anak di berbagai daerah. Meski prevalensinya menunjukkan penurunan, berbagai pihak tetap gencar melakukan upaya pencegahan.
Tidak hanya menjadi fokus pemerintah, masalah stunting juga jadi perhatian swasta. Di Kota Depok, Jawa Barat sejumlah kader posyandu dan ibu rumah tangga mendapat pelatihan melalui program pemberdayaan masyarakat yang digagas perusahaan farmasi asal Jerman, Bayer Indonesia.
Management Support, Sustainability & Comm Lead Bayer Cimanggis, Christina Widya Utami, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait aspek penting dalam pencegahan stunting, mulai dari keamanan pangan, sanitasi, personal hygiene, hingga pemenuhan gizi.
“Makanya, kita ingin melakukan atau intervensi di pencegahan stunting, khususnya di lokasi perusahaan Bayer Indonesia Pabrik Cimanggis beroperasi,” kata Christina di acara Media Class 2025, bertajuk "The Science Behind" Center of Excellence, Rabu (20/8/2025).
Program ini menargetkan 25 kader kesehatan, 5 puskesmas, dan sekitar 500 perempuan mulai usia 17 tahun.
“Harapannya nanti kader-kader kesehatan ini bisa menjadi brand ambassador atau memberikan latihan terkait pengetahuan, sanitasi, personal hygiene, dan gizi,” tambah Christina.
Menjawab Kebutuhan Masyarakat
Menurut Corporate Communication Manager Bayer Indonesia, Sri Libri Kusnianti, program pemberdayaan masyarakat ini tidak disusun secara sembarangan. Bayer Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dan lembaga NGO Mercy Corps dalam merancang pelatihan.
“Dan kemarin kita mendapatkan penghargaan dari Pemkot Kota Depok, sebagai perusahaan yang aktif melakukan pemberdayaan masyarakat,” ujar Christina.
“Selain itu, kita juga pernah menerima Sustainability Business Award untuk pembinaan posyandu,” tambah Sri Libri.
Berdasarkan hasil kajian bersama, program ini berfokus pada pencegahan dan penurunan stunting melalui posyandu.
“Karena kita tahu bahwa kekuatan masyarakat, komunitas itu kan ada di posyandu, dan kader itu harus terus diberikan peningkatan kapasitas,” jelas Sri Libri.
Upaya untuk Membantu Pemerintah
Sri Libri menambahkan, program ini juga mengacu pada data yang diberikan Dinas Kesehatan (Dinkes). Salah satu masalah yang muncul adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat terkait konsumsi makanan bergizi seimbang.
Ia mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Depok yang berhasil menurunkan angka stunting cukup signifikan.
“Terbukti bahwa terjadinya penurunan yang signifikan terkait tingkat stunting. Tentu angka ini harus dipertahankan. Nah, di sinilah kami membantu agar jangan sampai kasus kembali meningkat,” ujarnya.
Meski begitu, ia menegaskan Bayer Indonesia tidak masuk ke ranah kebijakan pemerintah. “Kami di sini lebih fokus kepada edukasi dan pencegahan,” kata Sri Libri.
Urban Farming Sebagai Solusi
Selain edukasi, Bayer Indonesia juga menjalankan program Urban Farming sebagai bentuk kontribusi lain untuk masyarakat sekitar. Program ini melibatkan Tim Penggerak PKK dalam memberikan pelatihan.
“Jadi kita lakukan pelatihan untuk memberikan pengetahuan bahwa sebenarnya sayuran-sayuran ini mudah ditanam, mudah diberdayakan, dan kandungan gizinya pun sangat baik,” ujar Christina.
Program ini ditujukan bagi masyarakat yang memiliki lahan untuk digarap. Sebelum mengelola lahan, warga terlebih dahulu mendapat pelatihan mengenai penanaman, budidaya, hingga pengelolaan hasil panen.
Hasilnya, setiap tiga bulan program ini bisa menghasilkan sekitar 600 kilogram sayuran, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat pengelola lahan.
“Kami memetakan, sesuai dengan arahan dari camat dan lurah, daerah mana yang perlu kita bantu berikan intervensi,” tambah Sri Libri.