Liputan6.com, Jakarta Tidak sedikit orang mungkin pernah mendengar kalimat anjuran untuk meminum obat cacing pada malam hari sebelum tidur, dengan alasan agar obat bisa bekerja secara optimal. Namun, pertanyaannya adalah, apakah aturan tersebut betul? Ternyata tidak.
“Obat cacing itu bisa dikonsumsi kapan saja. Memang optimal, paling bagus dikonsumsinya pada saat perut kosong,” kata dokter Riyadi yang merupakan Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropis IDAI dalam webinar Jumat, 22 Agustus 2025.
Menurut Riyadi, malam hari memang sering dipilih sebagai waktu untuk minum obat cacing, karena pada saat itu perut umumnya dalam kondisi kosong.
“Makanya itu mungkin rasionalisasi yang dikatakan harus diminum malam hari. Kalau malam tidur, langsung tidak makan lagi. Tapi tidak perlu khawatir, bisa diminum kapan saja,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan konsumsi obat cacing baik untuk anak maupun orang dewasa perlu dilakukan apabila telah mengalami gejala infeksi cacing.
"Jadi kalau memang ada gejala, ada indikasi tentu boleh. Tapi jangan lupa, namanya minum obat itu harus dengan saran dokter. Ini penting ya karena obat cacing itu seperti obat antibiotik. Dia itu antimikroba, antimikroorganisme. Jangan digunakan secara berlebihan," kata Riyadi.
Siapa yang Perlu Minum Obat Cacing?
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), infeksi cacing telah menjangkit sebanyak lebih dari satu setengah miliar orang di dunia, dengan kelompok paling banyak terjangkit adalah anak-anak usia sekolah dan pra sekolah.
Riyadi menegaskan, obat cacing perlu dikonsumsi orang yang rentan terkena cacingan sebanyak satu hingga dua kali setahun. Tidak ada aturan yang menyebut bahwa hanya anak dengan aktivitas tinggi saja yang harus mengonsumsi obat cacing.
“Penyakit ini berjalannya lambat, tidak berjalan dengan segera, tidak butuh waktu untuk sampai bisa menimbulkan gejala, bahkan bisa menimbulkan gejala yang berat,” kata Riyadi.
Efek Samping Obat Cacing
Tantangannya adalah masih banyak orang yang takut dengan efek samping yang dibawa oleh obat cacing. Selain itu, ukuran obat cacing juga cenderung menjadi kendala yang muncul.
“Memang obat-obat terutama yang Albendazole yang menjadi pilihan utamanya itu kadang-kadang bisa menyebabkan anemia, HB rendah, sel darah putihnya turun, trombosit bisa agak turun karena pengeluarannya di organ hati bisa terjadi peningkatan,” jelasnya.
Tetapi, ia menegaskan bahwa efek samping yang ditimbulkan itu sangat jarang ditemukan, hanya sebanyak kurang dari 10 persen.
Jika memiliki kondisi kesehatan khusus, Riyadi menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter anak terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa anak bisa diberikan obat cacing. Pada kondisi epilepsi misalnya, bisa menyebabkan ada gangguan di fungsi hati.
“Tapi semua itu bukan tidak boleh. Tapi harus diberikan dnegan kehati-hatian. Penting nih, jangan sampai kita salah edukasi, akhirnya tidak mau minum obat cacing,” jelasnya.
Dampak Cacingan Pada Anak
Cacingan dapat meninggalkan dampak negatif pada tubuh anak. Cacingan sendiri dapat memengaruhi asupan, pencernaan, dan metabolisme makanan. Infeksi ini juga secara kumulatif dapat menyebabkan kondisi kurang gizi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, bahwasannya cacingan bukan hanya merugikan secara nutrisi, tetapi juga memengaruhi kecerdasan anak.
“Jadi ini sebetulnya masalah kesehatan serius yang bahkan bisa merampas potensi akademik anak, masa depan anak, bahkan bisa merampas juga nyawa anaknya,” jelas Piprim di kesempatan yang sama.
Selain itu, Riyadi menyebut, cacingan ini tidak bisa sembuh dengan sendirinya, diperlukan obat untuk menghentikan siklus cacingan ini.
Lebih lanjut ia menyebut, cacingan dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan, dan produktifitas kerja. Cacingan juga dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga tubuh dapat dengan mudah terserang penyakit lainnya.