Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah korban tewas akibat demonstrasi berujung kekerasan di Nepal meningkat menjadi 51 orang. Hal ini disampaikan Kepolisian, Jumat (12/9/2025).
Dari 51 korban, setidaknya 21 pengunjuk rasa tewas pada Senin, setelah tindakan keras polisi terhadap demonstran yang menentang larangan pemerintah terhadap media sosial, korupsi, dan tata kelola pemerintahan yang buruk. Sementara ada tiga polisi juga meregang nyawa.
"51 orang telah tewas sejauh ini minggu ini dalam protes tersebut, termasuk setidaknya 21 pengunjuk rasa dan tiga polisi," tegas Juru Bicara Kepolisian Binod Ghimire mengutip AFP.
Korban tewas lain termasuk tahanan yang tewas selama atau setelah pelarian mereka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Nepal. Beberapa buronan telah mencoba melintasi perbatasan yang luas dan rentan ke India, di mana banyak tahanan telah ditangkap oleh pasukan perbatasan India.
"Lebih dari 12.500 tahanan yang melarikan diri dari berbagai penjara di seluruh negeri selama kekacauan tersebut masih buron," tambahnya.
Sementara itu, perundingan juga terus berlanjut antara presiden, perwakilan protes, tokoh-tokoh kunci potensial yang mungkin memimpin pemerintahan sementara. Tentara juga dilaporkan memberlakukan jam malam dan mengambil alih kendali jalan-jalan.
Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki (73) menjadi kandidat terdepan sebagai pemimpin sementara. Bila memang terealisasi, ia akan menjadi perempuan pertama.
"Pertemuan telah dijadwalkan sore ini dengan presiden, panglima angkatan darat, mantan ketua Mahkamah Agung Sushila Karki, perwakilan kami Sudan Gurung, dan seorang ahli hukum," ujar Nimesh Shrestha, yang merupakan bagian dari protes Gen Z.
Di sisi lain, aktivitas ekonomi mulai berangsur pulih. Toko makanan, kedai teh, dan apotek mulai ramai dikunjungi pelanggan.
"Saya sangat takut dan tetap terkunci di dalam rumah bersama keluarga dan tidak pergi," kata Naveen Kumar Das, seorang pelukis-dekorator berusia pertengahan 40-an.
"Saat itu sangat menegangkan dan kami hanya tinggal di dalam rumah. Kami keluar saat keadaan membaik," kata Laxmi Thapa (32) di atas sepeda motor saat suaminya mengisi tangki bahan bakar.
Protes memperparah kesengsaraan ekonomi yang telah berlangsung lama di Nepal, di mana lebih dari dua perlima penduduknya berusia antara 16 dan 40 tahun.
Seperlima penduduk berusia 15-24 tahun menganggur, menurut Bank Dunia, dengan PDB per kapita hanya US$1.447.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Update Terbaru India Serang Pakistan, Amerika Buka Suara-PBB Teriak