Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, (25/8/2025).
Dalam ratas ini, Presiden memberikan arahan khusus agar program pengelolaan energi berbasis sampah, waste to energy, dipercepat. Proses administrasi yang semula dijadwalkan enam bulan dipangkas menjadi tiga bulan agar target penyelesaian proyek dalam 18 bulan bisa tercapai.
Selain itu, ratas juga membahas terkait perkembangan program koperasi desa yang kini sudah mulai berjalan, serta program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dengan target 1,3 juta ton.
Dalam sektor energi, Presiden Prabowo mendorong percepatan program listrik desa untuk 5.700 desa dan 4.400 dusun.
Mengutip Kementerian ESDM sebelumnya, setidaknya, terdapat 30 kota besar prioritas yang ditargetkan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Setiap kota besar ini diperkirakan dapat menghasilkan listrik sekitar 20 MW.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa saat ini harga pokok produksi (HPP) listrik di beberapa daerah, khususnya dari pembangkit listrik berbahan bakar diesel masih relatif tinggi yakni mencapai lebih dari US$ 30 sen per kWh.
Sementara, berdasarkan rancangan Perpres yang baru, harga listrik dari pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) diperkirakan sekitar US$ 13 sen per kWh.
"Justru yang untuk mengolah sampah ini sesuai dengan rancangan Perpres. Sesuai juga dengan Perpres 35 2018 ini implementasinya juga sama. Perkiraan harganya sekitar 13 sen USD per KWH," kata Yuliot di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Kamis (15/3/2025).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdana! Prabowo Resmikan Proyek Minyak Nasional