Jakarta (ANTARA) - Polres Metro Jakarta Timur mengungkap besarnya kerugian akibat penyerangan dan perusakan Markas Kepolisian oleh sekelompok massa pada Sabtu (30/8) dini hari.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Alfian Nurrizal menyebutkan, kerugian paling besar terjadi pada sarana operasional Kepolisian.
"Tercatat tujuh unit kendaraan dinas terbakar, mulai dari truk Samapta, truk perintis, mobil provost, mobil Binmas, mobil tahti, ambulans hingga truk bantuan air," kata Alfian saat konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin.
Aksi brutal itu tidak hanya merusak fasilitas kantor, tetapi juga membakar puluhan kendaraan dinas dan pribadi milik anggota Kepolisian.
Selain kendaraan dinas, sebanyak 14 kendaraan pribadi milik anggota Kepolisian yang ada di luar Mako Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim) juga hangus terbakar.
Baca juga: Polres Jaktim tangkap 14 tersangka perusakan sejumlah kantor polisi
Kerusakan terjadi pula pada ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), ruang reserse kriminal (reskrim), pagar depan hingga kamera pengawas (CCTV).
"Kerusakan ini meluas ke berbagai fasilitas. Kaca-kaca gedung pecah, pagar depan ambruk, dan beberapa ruangan tidak bisa digunakan. Kerugian yang dialami cukup besar," katanya.
Serangan itu berawal pada Sabtu (30/8) pukul 00.00 WIB, saat segerombolan orang yang tidak dikenal datang menyerang kantor Polres Metro Jakarta Timur.
Mereka datang langsung menyerang petugas Kepolisian yang sedang bertugas serta merusak dan membakar gedung, kendaraan dinas dan kendaraan pribadi milik anggota Kepolisian.
Penyerangan juga dilakukan dengan melempar batu, bom molotov serta menembaki dengan petasan.
"Makanya setelah kejadian tersebut sebagian gedung bagian depan serta pagar dan juga kendaraan dinas dan kendaraan pribadi milik anggota Polres Metro Jakarta Timur rusak dan hangus terbakar," katanya.
Baca juga: Soal kucing Uya Kuya, polisi jadwalkan pemanggilan ulang Sherina Munaf
Alfian menegaskan, aparat Kepolisian yang berjaga hanya melakukan langkah bertahan dan mengimbau massa untuk membubarkan diri.
Personel Kepolisian tidak ada yang mengeluarkan tembakan dalam kejadian tersebut seperti beredar foto dan video di media sosial oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Kita sampaikan secara tegas, hasil dari interview pemeriksaan terhadap pelaku, yang bersangkutan sebenarnya dikenai lemparan batu oleh orang lain atau massa dari kelompok. Kami hanya bertahan, tidak melakukan tembakan dari anggota kami," tegas Alfian.
Polres Metro Jakarta Timur telah menetapkan sejumlah tersangka termasuk menangkap empat tersangka, yakni ISI (42), SES (31), FA (15) dan DA (15) yang melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polres Metro Jakarta Timur.
Mereka diamankan pada 5-6 September 2025 dan memiliki peran yang berbeda-beda.
Baca juga: Uya Kuya datangi Polres Metro Jaktim untuk ajukan keadilan restoratif
Tersangka ISI berperan melempar batu dan menyerang kantor dengan kayu. Lalu SES menyerang dengan bambu, FA melempar Polres dengan batu sebanyak tiga kali dan DA melemparkan batu.
Sebelumnya, ratusan massa menyerang Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim) sehingga puluhan kendaraan berupa mobil dan sepeda motor yang terparkir di depan gedung hangus terbakar, Sabtu (30/8) dini hari.
Berdasarkan pantauan, saat itu massa datang berbondong-bondong dan langsung melempari gedung Polres dengan batu serta benda keras lainnya.
Tindakan anarkis itu membuat situasi di sekitar Markas Polres Metro Jaktim sempat mencekam. Massa melemparkan molotov berkali-kali ke area dalam Polres Metro Jaktim.
Selain Polres Metro Jaktim, ada lima Polsek di Jakarta Timur yang juga diserang massa, yakni Polsek Matraman, Makasar, Ciracas, Jatinegara dan Cipayung.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.