Liputan6.com, Jakarta- Rencana pertandingan LaLiga antara Barcelona dan Villarreal yang sedianya digelar di Amerika Serikat kini menghadapi ancaman kegagalan serius. Gelombang protes yang meluas dari berbagai pihak menjadi penyebab utama terancamnya agenda ambisius La Liga ini.
Pertandingan yang diwacanakan berlangsung di Hard Rock Stadium, Miami, pada Desember mendatang, kini dipertanyakan kelanjutannya.
Keputusan untuk memindahkan pertandingan domestik ke luar negeri telah memicu reaksi keras dari Asosiasi Pesepak Bola Spanyol (AFE), sejumlah klub La Liga, hingga kelompok suporter. Mereka menyuarakan kekhawatiran terkait transparansi, dampak teknis, serta potensi kemarahan penggemar lokal. Situasi ini semakin pelik dengan potensi intervensi dari Dewan Olahraga Spanyol (CSD).
Wacana ini merupakan bagian dari ambisi Presiden LaLiga, Javier Tebas, untuk memperluas pasar kompetisi di kancah internasional. Namun, penolakan yang semakin menguat menunjukkan bahwa merealisasikan rencana tersebut tidak semudah yang dibayangkan, mengingat banyaknya pihak yang merasa dirugikan atau tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Penolakan Kuat dari Pemain dan Klub La Liga
Penentangan terbesar terhadap rencana pertandingan LaLiga di AS datang dari Asosiasi Pesepak Bola Spanyol (AFE). AFE telah merilis pernyataan resmi yang ditandatangani oleh seluruh kapten dari 20 klub La Liga, termasuk kiper Barcelona, Marc-Andre ter Stegen. Mereka mengkritik minimnya transparansi dan komunikasi dari pihak LaLiga terkait rencana pemindahan pertandingan domestik ke luar negeri.
AFE menegaskan bahwa keputusan tersebut merupakan bentuk ketidak-hormatan terhadap para pemain. Hal ini menyangkut perubahan teknis dan perjalanan ke luar negeri dalam konteks liga domestik tanpa dialog yang memadai. Para pemain menuntut rasa hormat dan transparansi dalam setiap keputusan yang memengaruhi karier dan kesejahteraan mereka.
Tidak hanya pemain, klub-klub LaLiga lainnya juga menyuarakan keberatan. Real Madrid menjadi klub pertama yang secara tegas menolak ide pertandingan di AS, bahkan meminta FIFA untuk melarangnya dan mendesak RFEF (Federasi Sepak Bola Spanyol) mencabut rekomendasinya. Menurut laporan, hanya Barcelona dan Villarreal yang mendukung proyek ini, sementara sebagian besar klub lain menentangnya.
Presiden Getafe, Angel Torres, bahkan khawatir LaLiga akan menjadi "bahan tertawaan Eropa" jika pertandingan digelar di AS. Penolakan ini mencerminkan kekhawatiran kolektif akan integritas liga dan potensi dampak negatif terhadap kompetisi domestik.
Hambatan Regulasi dan Protes Suporter
Situasi semakin rumit setelah Dewan Olahraga Spanyol (CSD) mulai mempertimbangkan untuk turun tangan. Keterlibatan CSD dapat menjadi penentu dalam memblokir atau memaksa negosiasi ulang rencana tersebut, menambah lapisan kompleksitas regulasi yang harus dihadapi LaLiga. Intervensi ini menunjukkan bahwa rencana tersebut tidak hanya menghadapi penolakan internal, tetapi juga potensi hambatan dari otoritas olahraga nasional.
Selain itu, kelompok suporter yang terkait dengan Barcelona dan Villarreal, bersama dengan asosiasi suporter sepak bola Spanyol (FASFE), telah menyatakan "penolakan mutlak, total, dan tegas" terhadap gagasan memainkan pertandingan di luar negeri. Mereka bahkan mengancam akan mengambil tindakan hukum untuk menghentikan rencana ini. Rencana ini berisiko memicu kemarahan penggemar lokal di Spanyol, yang merasa hak mereka untuk menyaksikan pertandingan di kandang sendiri terampas.
Secara historis, upaya serupa untuk membawa pertandingan LaLiga ke AS juga pernah diblokir. FIFA dan Federasi Sepak Bola AS pernah menghalangi pertandingan Barcelona melawan Girona pada tahun 2018 di Miami. Meskipun ada penyelesaian non-yudisial dengan FIFA yang merevisi pembatasan untuk mengizinkan pertandingan kompetitif internasional, proses hukum dengan entitas Sepak Bola AS masih berlangsung, menunjukkan bahwa jalan menuju pertandingan di AS tidaklah mulus.