Liputan6.com, Jakarta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji menyebut perempuan sebagai ras paling kuat di muka Bumi. Pasalnya, perempuan memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan keluarga dan bangsa.
Hal ini disampaikan Menteri Wihaji saat menjadi narasumber pada Peringatan Milad ke-63 Tahun Wanita Islam, Rabu (10/09/2025), di Jakarta.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Tahun 2020 sebanyak 133,5 juta jiwa atau 49,42 persen dari total penduduk Indonesia adalah perempuan.
“Maka, tidak salah (perempuan) sebagai ras paling kuat di muka Bumi,” ujarnya.
“Dari data tersebut, sekitar 1,5 juta dari total perempuan di Indonesia adalah anggota Wanita Islam. Ini artinya, sekian persen dari organisasi Wanita Islam ini berpengaruh terhadap negara kita,” kata Wihaji.
Menurutnya, perempuan bukan hanya tiang keluarga, tetapi juga memiliki peran penting dalam menentukan arah bangsa.
“Kalau mau memperbaiki negara, kita bisa mulai dari keluarga. Kalau keluarganya baik, yang lain akan mengikuti,” imbuhnya.
Wihaji menekankan bahwa keluarga memiliki delapan fungsi utama. Mulai dari fungsi agama, cinta kasih, reproduksi, ekonomi, sosial budaya, perlindungan, sosialisasi dan pendidikan, hingga pembinaan lingkungan.
“Ada delapan fungsi keluarga yang selalu kita sampaikan kepada rakyat Indonesia, salah satunya adalah fungsi agama. Fungsi agama menjadi fungsi nomor satu,” tegasnya.
Ibu Miliki Peran Sentral
Wihaji juga mengingatkan bahwa ibu memiliki peran sentral dalam memastikan fungsi-fungsi keluarga berjalan dengan baik. Tanpa peran ibu, menurutnya, tidak mungkin ada generasi penerus bangsa.
Selain menyinggung peran perempuan, Wihaji juga menyampaikan program Sekolah Lansia yang telah hadir di berbagai wilayah Indonesia. Program ini digagas Kemendukbangga/BKKBN agar para lansia tetap sehat, aktif, dan berdaya.
“Di kementerian saya ada namanya sekolah lansia. Di seluruh Indonesia sekolah lansia. Sekolahnya gratis,” ungkapnya.
Dengan angka harapan hidup masyarakat Indonesia yang telah mencapai 72,2 tahun (BPS 2025), ia menekankan pentingnya menjaga kualitas hidup lansia. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa keluarga adalah kunci kekuatan negara.
“Kalau ibunya kuat—agama kuat, sosial kuat, fungsi lainnya kuat—maka keluarga akan kuat. Kalau keluarga kuat, negara juga akan kuat,” ucapnya.
Peran Pengasuh Tak Kalah Penting
Dalam kesempatan lain, Kepala Perwakilan BKKBN Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Lalu Makripuddin, juga menyampaikan pentingnya peran pengasuh.
Para pengasuh termasuk yang bertugas di tempat penitipan anak (TPA) harus memiliki pengetahuan soal pertolongan pertama pada anak.
Pengetahuan ini sangat penting jika ada situasi darurat. Guna memastikan para pengasuh memiliki pengetahuan tersebut, Kemendukbangga memberi pelatihan bagi pengasuh di TPA, PAUD, TK, dan Raudatul Athfal (setara TK).
Hal itu dikatakan pada kegiatan "Tamasya di Kerabat Series 3," sebuah kegiatan belajar bersama yang berfokus pada pertolongan pertama pada anak.
“Kegiatan daring dari Mataram ini bertujuan meningkatkan kompetensi para pengasuh di Tempat Penitipan Anak, PAUD dan Bina Keluarga Balita (BKB). Sehingga mereka dapat memberikan respons yang tepat dan cepat dalam situasi darurat,” kata Makripuddin mengutip keterangan pers, Jumat (12/9/2025).
Dalam kesempatan ini, ia membagikan pengalaman pribadinya, di mana anaknya pernah tersiram air panas dan ia tidak mampu memberikan pertolongan pertama yang benar. Kisah ini menjadi contoh nyata betapa pengetahuan dasar pertolongan pertama sangat vital.
Ia menegaskan, pertolongan yang diberikan harus cepat, tepat, dan akurat agar anak tidak menderita terlalu lama, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu, Makripuddin menekankan pentingnya peran pengasuh dalam membentuk generasi masa depan.
Anak Harus Dijaga Sebaik Mungkin
Dalam kesempatan itu, satu-satunya dokter subspesialis Emergensi dan Terapi Intensif Anak (ETIA) di NTB, Kadek Apik Lestari, menjelaskan berbagai topik krusial.
Selaku Kepala PICU (Pediatric Intensive Care Unit) di RSUD Provinsi NTB, Kadek memaparkan materinya mulai dari bantuan hidup dasar, penanganan trauma, kasus tersedak, tenggelam, hingga demam tinggi dan kejang.
Sementara Ketua Tim Kerja Balnak BKKBN NTB, Wahyu Hidayat Yusuf, menyampaikan bahwa anak merupakan anugerah besar dari Tuhan sehingga harus dijaga dengan sebaik mungkin.
Oleh karena itu, kegiatan Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) ini adalah langkah awal yang dilakukan untuk menjaga anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu usaha dari Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Provinsi NTB dalam mewujudkan generasi emas tahun 2045.
Dengan semakin banyaknya TPA dan PAUD yang diluncurkan menjadi bagian dari program "Tamasya," BKKBN NTB berharap dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi orangtua saat menitipkan anak-anak mereka di TPA berbasis Tamasya.
Kegiatan ini disambut antusias ratusan peserta dari berbagai daerah di NTB, termasuk Lombok dan Sumbawa. Juga diikuti oleh Kepala OPD KB se-Nusa Tenggara Barat.