Jakarta, CNBC Indonesia - Komisaris Utama Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) Fuad Bawazier menilai program hilirisasi di sektor tambang cukup penting untuk digencarkan. Pasalnya, sejak masa kolonial Belanda, perusahaan tambang di Indonesia hanya mengekspor bahan mentah.
Menurut dia, praktik "keruk-jual" hasil tambang tanpa adanya nilai tambah tersebut tidak adil bagi masyarakat, lantaran keuntungannya hanya dinikmati segelintir pihak. Sehingga kegiatannya harus disetop.
"Nah itu kan nggak boleh, itu harus disetop. Bagaimana bisa diolah? Diolah kan kita tahu nilainya banyak, produknya juga beda, padahal kita impor semuanya," ujarnya dalam podcast Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, dikutip Senin (8/9/2025).
Oleh sebab itu, MIND ID akan terus berkomitmen mendorong program hilirisasi. Pembangunan smelter menurutnya sebagai terobosan penting, meski mempunyai sejumlah tantangan mulai dari segi biaya hingga potensi sabotase.
"Tapi harus kita coba, terus kita nggak boleh mundur. Sebab kalau kita udah mulai mundur, kita akan kembali lagi. Tadi itu banyak orang-orang yang berkepentingan. Supaya kita kembali lagi. Sekolah dasar lagi," katanya.
Selain program hilirisasi, ia juga mendapat arahan khusus dari Presiden RI Prabowo Subianto untuk menghilangkan praktik tambang ilegal. Terlebih, praktik pertambangan ilegal selama ini telah melemahkan produksi dan merugikan negara.
"Ya, yang konkret itu menghilangkan, coba menghilangkan illegal mining. Karena illegal mining itu telah melemahkan produksi," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video:Sumbang 23% Total Investasi RI Disumbang Dari Hilirisasi Tambang