Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras dilaporkan turun. Dan, penurunan pun terjadi meluas di wilayah-wilayah Indonesia yang tadinya mengalami kenaikan harga beras.
Demikian disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani. Kata dia, dari hasil rapat koordinasi inflasi yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) hari ini, Senin (8/9/2025), data BPS menunjukkan, jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan harga beras kini menyusut. Dari sebelumnya 214 kabupaten/ kita di 2 pekan lalu, kini sisa di 100 kabupaten/ kota.
"Dari data BPS di atas menjadi berita bagus dengan membaiknya kondisi nasional secara umum," katanya.
"Harga beras sejak 2 pekan ini mengalami penurunan, yang tadinya baru di 58 kabupaten/ kota, kini meluas ke 105 kabupaten/ kita. Semoga ke depan berangsur-angsur lebih banyak lagi kabupaten/ kota yang mengalami penurunan harga beras," tambah Rizal.
Kondisi ini, sambung dia, menggambarkan langkah-langkah stabilisasi beras oleh Bulog melaksanakan Sinergi Pentahelix dengan jajaran pemerintah, TNI Polri, Cendikiawan, Peritel Modern, Pengecer di pasar tradisional & Koperasi Desa Merah Putih sudah benar dan membuahkan hasil yang baik.
Foto: Paparan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti soal perkembangan harga beras dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025, Senin (8/9/2025). (Tangkapan layar Youtube Kemendagri)
Paparan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti soal perkembangan harga beras dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025, Senin (8/9/2025). (Tangkapan layar Youtube Kemendagri)
Sementara itu, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam rapat yang sama menjabarkan, jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan beras kini turun lebih dari 50%. Sementara, daerah yang mengalami penurunan harga beras terus bertambah.
Disebutkan, harga beras medium dan premium di Zona I (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi) dan Zona II (Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan) sampai pekan pertama September 2025 kompak turun.
Meski diakui, harga beras di Zona 3 (Maluku dan Papua) masih mengalami kenaikan, baik untuk beras premium maupun medium. Masing-masing dilaporkan naik 2,03% dan 1,49%.
Tito: Terima Kasih Bulog, Bapanas, Pemda-Pemda
Merespons data itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, semakin bertambahnya wilayah yang mengalami penurunan harga menunjukkan, langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah, terutama fokus 214 daerah, lewat Gerakan Pasar Murah, ke ritel modern, bersama Kadin, Polisi, TNI sudah bagus.
"Minggu lalu saya melakukan rapat khusus dengan 214 Bupati/ Wali Kota bersama dengan Menteri Pertanian, Kepala Bapanas Pak Arief (Arief Prasetyo Adi), dan Kabulog Pak Rizal (Ahmad Rizal Ramdhani)," beber Tito.
"Kita melakukan rapat khusus dengan 214 kabupaten/ kota yang menurut data BPS mengalami kenaikan harga bera. Kemudian Pemda kita minta kerja sama dengan Bulog untuk menggunakan beras Bulog, namanya beras SPHP, yang harganya per kantorng 5kg Rp60.000. Dilakukan intervensi, boleh dijual maksimal untung maksimal Rp500, Rp62.500 per kemasan 5 kg. Ini dilakukan sampai tingkat desa, mulai minggu lalu," paparnya.
Kata dia, data menunjukkan hasil yang bagus dari intervensi tersebut.
"Belum pernah saya mengalami penurunan yang tajam seperti ini. Saya tidak pernah melihat data seperti ini selama 2 tahun. Ini terjadi karena intervensi beras cadangan Bulog, artinya operasi ini berhasil. Terima kasih banyak kepada Bulog, terima kasih Badan Pangan Nasional, Pemda-Pemda," ucap Tito.
Foto: Paparan Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari soal posisi stok CBP di gudang Bulog. (Tangkapan Layar Youtube)
Paparan Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari soal posisi stok CBP di gudang Bulog. (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri)
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-Diam Harga Beras Naik, Pedagang di Cipinang Sebut Pasokan Seret