Fenomena Marriage is Scary di Mata Gen Z, Nikah Muda Bukan Prioritas

15 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena Marriage is Scary belakangan ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya di kalangan Gen Z. Istilah ini muncul sebagai bentuk ekspresi kekhawatiran, keraguan, dan ketakutan terhadap pernikahan.

Bagi sebagian besar Gen Z, menikah bukan lagi tujuan utama di usia muda. Fokus mereka kini lebih pada pendidikan, karier, dan kesiapan finansial.

Menurut CBS News, pernikahan memang momen penting dalam hidup. Namun, perjalanan rumah tangga tidak selalu mulus. Tantangan finansial, komunikasi, hingga risiko perselingkuhan menjadi salah satu alasan mengapa sebagian anak muda merasa takut menghadapi ikatan ini.

Dalam wawancara Health Liputan6.com dengan beberapa narasumber Gen Z, terlihat bahwa sebagian besar belum memikirkan pernikahan di usia muda. Shifra, misalnya, menegaskan bahwa prioritasnya saat ini adalah menyelesaikan kuliah.

"Jujur kalau buat sekarang, nggak ada pandangan untuk menikah ke depannya gimana karena prioritas pertama itu lebih mau selesaiin kuliah dulu. Setelah itu, baru kerja soal nikah ini sih prioritas akhir-akhir banget, belum kepikiran sama sekali," ujar perempuan 20 tahun berambut panjang ini.

Usia dan Prioritas Pernikahan Gen Z

Sementara itu, Cici, 21 tahun, menekankan pentingnya kesiapan mental dibandingkan patokan usia.

"Kalau aku kerja dulu jadi independent woman biar jadi Rich Aunty. Soal usia ideal, menurutku enggak ada patokan. Jadi, selama kalian siap semuanya ya udah gas aja. Intinya, nggak pas umur 20an segini-segini, soalnya kan cinta enggak ada yang tahu," katanya.

Hachi, 21 tahun, bahkan menargetkan menikah di umur 30-an. Dia menilai kesiapan finansial dan kemampuan memimpin keluarga menjadi faktor penting bagi laki-laki.

"Saya pribadi ingin nikahnya di umur 30an karena mempertimbangkan beberapa kondisi mulai dari finansial dan keluarga. Selain itu, saya juga mempertimbangkan kemampuan sebagai kepala keluarga, karena kami kan laki-laki harus prepare ya semuanya," ujarnya.

Faktor finansial memang kerap menjadi pemicu stres dalam hubungan. Penelitian Cornell University menunjukkan bahwa tekanan finansial dapat mengganggu komunikasi antara pasangan. Hal ini membuat Gen Z semakin menekankan pentingnya kesiapan ekonomi sebelum melangkah ke pernikahan.

Cici menambahkan bahwa tekanan sosial untuk menikah muda seharusnya tidak lagi relevan.

"Banyak orangtua yang maksa anaknya buat nikah cepet sampe ada standar buat jangan nikah umur 30 lebih ntar susah punya anak. Stereotipe yang kayak gitu harus segera dihilangkan karena menimbulkan banyak kasus KDRT," tambahnya.

Nilai yang Dicari dari Pasangan Hidup

Selain finansial, kesiapan mental dan emosional menjadi prioritas. Hachi, menegaskan,"Nikah muda tidak dilarang agama, tapi harus siap secara moral, spiritual, dan ilmu pengetahuan. Jangan asal nikah."

Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z melihat pernikahan sebagai komitmen besar, bukan sekadar formalitas atau memenuhi ekspektasi sosial.

Tak kalah penting, kualitas pasangan menjadi pertimbangan utama. Shifra menyebutkan tiga hal yang harus dimiliki calon pasangan.

"Yang pertama itu harus bisa nerima gue apa adanya, yang kedua itu harus sayang sama keluarga gue. Terus yang ketiga bertanggung jawab sama kepercayaan sih," ujarnya.

Menurut pakar psikologi pasangan, John dan Julie Gottman, kepercayaan, komitmen, dan kesetiaan merupakan fondasi penting dalam menciptakan kebahagiaan rumah tangga.

Bagi Gen Z, kualitas komunikasi, kesetaraan, dan saling menghargai jauh lebih penting dibanding penampilan fisik atau tekanan usia menikah.

Cici menambahkan bahwa pasangan yang bisa berkomunikasi terbuka dan menyesuaikan diri adalah nilai plus.

"Effort pasangan itu penting, bisa menyesuaikan diri dan memberi kesan pertama yang baik juga," katanya.

Hachi menegaskan, selain kesetiaan, mental kuat dan sifat keibuan menjadi pertimbangan tambahan.

Marriage is Scary atau Realistis?

Psikolog Klinis Dian Ibung, S.Psi, menekankan bahwa perubahan sosial memengaruhi pandangan Gen Z terhadap pernikahan.

"Karena memang zamannya udah berubah, perubahan sosial, sama pengalaman individunya mengalami perubahan, orang memandang perkawinan itu sesuatu yang kompleks," katanya seperti dikutip dari Lifestyle Liputan6.com pada Selasa, 9 September 2025.

Fenomena Marriage is Scary memang mencerminkan kekhawatiran generasi muda terhadap pernikahan. Namun, bukan berarti mereka menolak institusi tersebut.

Menunda menikah atau bahkan memilih untuk tidak menikah merupakan bentuk usaha mereka untuk memastikan hubungan yang sehat, setara, dan saling menghargai.

Foto Pilihan

Petugas kesehatan Puskesmas Batu Sari menyuntikan vaksin imunisasi Campak-Rubella (MR) ke murid kelas 1 saat pelaksanaan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) 2025 di SDN Batu Jaya, Kota Tangerang, Banten, Jumat (15/8/2025). (merdeka.com/Arie Basuki)
Read Entire Article