
SELAIN lebih ramah lingkungan, pemanfaatan pupuk organik juga berpeluang menekan ongkos produksi petani. Demikian disampaikan Direktur Hubungan Kelembagaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV PalmCo, Irwan Perangin-angin, dalam keterangannya, Rabu (10/9).
Menurut dia, upaya mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang kian mahal mulai ditempuh PalmCo, subholding dari PTPN III (Persero). Perusahaan pelat merah ini juga sempat melakukan kunjungan kerja ke fasilitas produksi pupuk organik milik Ultra Stron9, di Kampar, Riau, beberapa waktu lalu.
Kegiatan itu bertujuan untuk mempelajari teknologi pemanfaatan limbah sawit menjadi pupuk ramah lingkungan. Langkah tersebut, sambung dia, menjadi bagian dari strategi jangka panjang PalmCo dalam memperkuat praktik pertanian berkelanjutan sekaligus mengedepankan prinsip ekonomi sirkular di sektor perkebunan kelapa sawit.
“Pemanfaatan limbah sawit untuk pupuk organik sejalan dengan strategi circular economy yang kami jalankan. Upaya ini tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik, tetapi juga memberi nilai tambah dari pengolahan limbah," Irwan.
Dalam kunjungan tersebut, PalmCo diwakili oleh Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan dan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Ridho Syahputra Manurung serta Kepala Divisi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Abdul Mutholib. Mereka diterima langsung oleh Direktur Utama Ultra Stron9, Kevin Ananta.
Ridho menjelaskan bahwa PalmCo tengah mengkaji potensi integrasi teknologi produksi pupuk organik ke dalam program keberlanjutan perusahaan. Menurutnya, selain lebih ramah lingkungan, pemanfaatan pupuk organik juga berpeluang menekan ongkos produksi petani.
“Kami melihat potensi besar dari inovasi ini, baik untuk kebun inti perusahaan maupun untuk mendukung petani sawit rakyat. Efisiensi biaya, perbaikan kualitas tanah, dan keberlanjutan jangka panjang adalah tujuan yang ingin kami capai,” ujar Ridho.
PalmCo menyebut inisiatif ini juga akan dikaji lebih lanjut untuk diterapkan pada program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang selama ini menjadi salah satu fokus perusahaan dalam mendorong kesejahteraan petani kecil.
Dengan pendekatan berbasis ekosistem, PalmCo berharap dapat menciptakan model bisnis perkebunan yang tidak hanya efisien dari sisi biaya, tetapi juga selaras dengan tuntutan global terhadap praktik agrikultur yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Ultra Stron9 pun menyambut baik ketertarikan PalmCo terhadap teknologi pupuk berbasis limbah sawit. Kevin menyebut kolaborasi antara pelaku industri dan penyedia teknologi sangat krusial untuk membangun sistem pertanian yang lebih berkelanjutan.
“Kami mengapresiasi langkah PalmCo yang mulai beralih dari pendekatan konvensional menuju praktik yang lebih hijau. Ini bukan hanya soal produktivitas, tapi juga soal keberlanjutan industri perkebunan Indonesia,” ucap Kevin.
Pupuk organik berbahan dasar limbah kelapa sawit dinilai memiliki keunggulan dalam meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Bila diterapkan secara konsisten, pendekatan ini berpotensi menjaga produktivitas lahan sekaligus memperkecil beban biaya petani terhadap pembelian pupuk kimia yang kerap fluktuatif harganya. (P-2)