Belanja Makanan Online: Nyaman, Tapi Apakah Benar-Benar Berkelanjutan Bagi Kita?

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Dalam beberapa tahun terakhir, belanja makanan lewat aplikasi dan online platform makin booming. Mulai dari sayur segar, makan siang cepat, hingga meal kit siap masak, semua dapat dikirim hanya dengan beberapa klik. Praktis, cepat, dan seringkali lebih hemat waktu.

Namun, di balik kenyamanan itu, muncul pertanyaan besar: Apakah e-commerce food shopping (EFS) benar-benar ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan?

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ou Wang, Federico J.A. Perez-Cueto, Riccardo Scarpa, dan Frank Scrimgeour dari University of Waikato, Selandia Baru, serta Umeå University, Swedia, yang dipublikasikan dalam British Food Journal tahun 2025, mencoba mencari jawabannya dengan melibatkan lebih dari 2.000 responden di Selandia Baru dan Inggris. Hasilnya mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti kenyamanan, konsumsi berkelanjutan, kemasan, polusi, kepercayaan, dan dampak pada ekonomi lokal berperan besar dalam membentuk persepsi konsumen terkait dengan apakah belanja makanan online benar-benar berkelanjutan.

 Dibuat oleh Copilot AIIlustrasi Belanja di E-commerce Food kini menyoroti Sustainability-Sumber : Dibuat oleh Copilot AI

Disurvei 2.000 Orang, Begini Cara Penelitian Dilakukan

Penelitian ini melibatkan 2.039 responden dengan 1.019 responden berasal dari Selandia Baru dan 1.020 responden dari Inggris. Data dikumpulkan melalui survei online pada akhir 2022. Dalam survei tersebut, para peserta diminta menjawab sejumlah pertanyaan, mulai dari seberapa sering mereka belanja makanan online hingga jenis makanan apa saja yang biasa dibeli, seperti daging segar, sayuran, makanan restoran, atau meal kit.

Selain itu, responden juga menilai dampak belanja online terhadap tiga aspek keberlanjutan yaitu sosial (interaksi, lapangan kerja, dan keamanan pangan), ekonomi (harga, dukungan usaha kecil, dan efisiensi bisnis), serta lingkungan (sampah kemasan, transportasi, dan jejak karbon). Mereka juga diberi pertanyaan terbuka untuk menuliskan pendapat mereka secara bebas mengenai dampak belanja makanan online terhadap keberlanjutan.

Hasil dari jawaban terbuka kemudian dianalisis dan dikelompokkan menjadi 27 tema utama, misalnya “kenyamanan”, “kemasan”, “polusi”, “kualitas”, hingga “ekonomi lokal”. Selanjutnya, data kuantitatif diproses dengan analisis regresi linear untuk mengetahui faktor mana yang paling memengaruhi pandangan positif maupun negatif konsumen. Dengan pendekatan ini, peneliti dapat melihat bukan hanya apa yang orang pikirkan, tetapi juga siapa yang cenderung berpikir demikian.

Kenyamanan Jadi Alasan Utama Konsumen

Mayoritas konsumen ternyata melihat belanja makanan online cukup positif dari sisi keberlanjutan, terutama dalam aspek ekonomi. Mereka menilai EFS mampu mendorong efisiensi bisnis sekaligus membuka peluang lapangan kerja baru.

Kenyamanan menjadi faktor terbesar yang membuat orang menilai EFS secara positif. Banyak konsumen merasa hidup mereka lebih mudah tanpa harus repot keluar rumah untuk berbelanja. Selain itu, belanja makanan online dianggap dapat mendorong konsumsi yang lebih berkelanjutan. Konsumen merasa bisa mengurangi belanja impulsif karena memilih produk dengan lebih tenang dari rumah.

 ShutterstockIlustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock

Masalah Plastik dan Polusi Masih Menghantui

Meski demikian, tidak semua hal terlihat cerah. Terdapat sejumlah sisi gelap yang juga mengemuka. Kemasan berlebihan, khususnya plastik sekali pakai, masih menjadi masalah besar.

Polusi dari proses pengantaran dengan kendaraan bermotor menambah jejak karbon, sedangkan interaksi sosial kian berkurang karena masyarakat semakin jarang berbelanja langsung ke pasar atau supermarket. Kekhawatiran lain adalah soal kualitas dan kepercayaan, misalnya produk tidak segar, salah kirim, atau penjual yang kurang transparan. Dari sisi ekonomi, banyak yang mengkhawatirkan bahwa toko-toko kecil bisa tersingkir oleh dominasi raksasa e-commerce.

Generasi Mana yang Paling Optimis dengan Belanja Online?

Konsumen yang sudah sering menggunakan layanan ini cenderung memiliki pandangan yang lebih optimis terhadap dampaknya. Menariknya, baik pasangan yang sudah menikah maupun lajang sama-sama memiliki pandangan positif meskipun alasannya berbeda.

Keluarga merasa terbantu karena praktis untuk kebutuhan sehari-hari, sedangkan konsumen lajang melihatnya sebagai solusi gaya hidup yang cepat dan efisien. Sebaliknya, mahasiswa, pengangguran, dan pensiunan cenderung memiliki pandangan yang lebih negatif. Misalnya, kelompok lansia merasa layanan ini tidak ramah bagi mereka, baik dari segi aksesibilitas maupun pengalaman penggunaan.

Apa yang Bisa Dilakukan Konsumen, Pemerintah, dan Bisnis?

Hasil penelitian ini memberi pesan penting bagi berbagai pihak. Untuk konsumen, kita bisa ikut berkontribusi dengan memilih opsi pengiriman ramah lingkungan seperti jasa pengantaran menggunakan kendaraan listrik atau berbelanja dari toko lokal.

Bagi pemerintah, penelitian ini menegaskan pentingnya regulasi terkait penggunaan kemasan ramah lingkungan serta sistem yang lebih transparan dalam rantai pasok e-commerce. Sedangkan bagi pelaku bisnis, menonjolkan aspek kenyamanan dan keberlanjutan dapat menjadi kunci dalam memenangkan hati konsumen di tengah persaingan yang semakin ketat.

Read Entire Article