Washington (ANTARA) - Amerika Serikat dan India berharap dapat meningkatkan kerja sama pertahanan dan berencana menandatangani kerangka kerja tahun berjangka baru untuk kemitraan pertahanan utama tersebut, ungkap Departemen Luar Negeri AS pada Selasa (26/8).
"Kedua belah pihak berharap dapat meningkatkan kerja sama pertahanan, termasuk penandatanganan Kerangka Kerja sepuluh tahun baru untuk Kemitraan Pertahanan Utama AS-India, serta memajukan kerja sama industri, sains, dan teknologi pertahanan; koordinasi operasional; kerja sama regional; dan pertukaran informasi," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Kedua belah pihak mengadakan Dialog Antar-Sesi 2+2 virtual dengan partisipasi pejabat senior Departemen Luar Negeri dan Pentagon bersama mitra pejabat setingkat dari India.
"Melalui dialog ini, para pejabat memajukan inisiatif bilateral, membahas perkembangan keamanan regional, dan bertukar perspektif tentang sejumlah prioritas strategis bersama," lanjut pernyataan tersebut.
"Mereka (para pejabat) membahas perdagangan dan investasi; keamanan energi, termasuk penguatan kerja sama sipil-nuklir; eksplorasi mineral penting; kerja sama antinarkotika dan antiterorisme; dan banyak lagi," katanya, menambahkan.
Surat kabar Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung pada Selasa melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump menelepon Perdana Menteri India Narendra Modi empat kali dalam beberapa pekan terakhir, tetapi Modi selalu menolak untuk berbicara dengan Trump.
Sebelumnya pada akhir Juli, Trump mengumumkan pemberlakuan tarif 25 persen untuk impor dari India, dengan alasan tarif tinggi dari New Delhi, hambatan perdagangan, dan pembelian energi serta peralatan militer dari Rusia. Tarif tersebut mulai berlaku pada 7 Agustus.
Pada saat yang sama, Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan bea masuk tambahan sebesar 25 persen terkait pembelian minyak Rusia oleh India, yang mulai berlaku pada 27 Agustus.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.