Liputan6.com, Jakarta - Sutradara Maggie Kang melempar kode mengenai nasib Jinu Saja Boys di film animasi laris "KPop Demon Hunters." Karakter tersebut tampak mati di klimaks akhir, tapi menurut Kang, "Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Bukankah konten Korea sering kali cenderung tragis?"
Melansir KBIZoom, Sabtu (23/8/2025), pernyataan yang diungkapnya saat jumpa pers di CGV Yongsan I'Park Mall, Seoul, Korea Selatan, Jumat, 22 Agustus 2025, itu membuka pintu bagi spekulasi, bahkan kemungkinan sekuel. "K-Pop Demon Hunters" meraih kesuksesan kritis dan komersial sejak debutnya di Netflix pada 20 Juni 2025.
Itu jadi film animasi teratas di platform tersebut dan film kedua yang paling banyak ditonton secara keseluruhan, dan banyak penonton yang berharap ceritanya belum berakhir. Film ini mengisahkan Huntress, sebuah girl group idola K-pop di siang hari dan para pemburu iblis yang ganas di malam hari. Mereka melawan Saja Boys, sebuah boy group saingan yang anggotanya juga berperan sebagai iblis sungguhan yang mengancam umat manusia.
Alur Emosional
Dinamika antara Rumi dan Jinu menawarkan alur emosional yang mengharukan, menjadikan kematiannya sebagai salah satu momen paling memilukan dalam film ini.
Menampilkan pengisi suara bertabur bintang, seperti Arden Cho, Ahn Hyo Seop, Kim Yunjin, Joel Kim Booster, Daniel Dae Kim, Lee Byung-hun, dan Ken Jeong, film animasi ini memadukan fantasi beroktan tinggi dengan glamor K-pop dan penceritaan yang emosional.
Meski Kang tidak mengonfirmasi atau menyangkal nasib Jinu, kata-katanya telah menghidupkan kembali teori-teori penggemar, dan dengan kesuksesan film yang luar biasa, masa depan K-Pop Demon Hunters mungkin masih menyimpan lebih banyak kejutan.
Melampaui semata Korea Selatan, film hit ini telah merebut perhatian dunia, memecahkan rekor streaming dan tangga lagu. Kini, KPop Demon Hunters membidik kehadiran mereka di bioskop, lapor Bangkok Post.
Tidak Hanya Jalan Ceritanya
KPop Demon Hunters telah ditonton 210 juta kali dan lagu-lagunya berada di peringkat lima dari 10 lagu teratas global di Spotify. Dalam perjalanan yang tidak terduga, mega-hit streaming ini diramalkan oleh para analis akan mencapai nomor satu di box office akhir pekan ini, dengan ribuan penggemar cosplay menuju "pemutaran singalong" yang tiketnya terjual habis di bioskop-bioskop di lima negara.
"Gila, luar biasa, surealis," ujar penyanyi EJAE, yang ikut menulis lagu utamaGolden dan membawakan lagu-lagu Rumi dalam pemutaran perdana di kantor pusat Netflix Hollywood, minggu ini. "Saya sangat bersyukur bisa jadi bagian dari fenomena budaya yang gila ini."
"Film ini punya tiga keunggulan. Naskahnya fantastis, animasinya memukau, dan lagu-lagunya keren," ujar Wendy Lee Szany, kritikus film sekaligus penggemar berat K-Pop yang berbasis di Los Angeles.
Fenomena dari Mulut ke Mulut
Menggabungkan tren K-Pop global dengan monster supernatural yang seksi mungkin terdengar seperti resep yang mudah dipahami bagi algoritma Netflix, tapi tidak seorang pun menyangka Kpop Demon Hunters akan melejit sebesar ini.
Film ini diproduksi studio Hollywood Sony Pictures, yang ditujukan untuk layar lebar, tapi dijual ke Netflix selama pandemi ketika banyak bioskop ditutup. Hal itu mungkin menguntungkan film tersebut, kata John Nguyen, pendiri situs web budaya pop Nerd Reactor.
"Jika Sony merilisnya di bioskop, saya rasa tidak akan sebesar ini," katanya. "Ini fenomena dari mulut ke mulut. Orang-orang membagikannya, membicarakannya, mengunggah video di media sosial yang memperlihatkan penggemar dan keluarga bernyanyi bersama di ruang keluarga mereka."
"Orang-orang yang belum menonton filmnya melihat meme-meme ini, mereka tidak bisa menghindarinya," sebut Szany.