PROGRAM makan bergizi gratis atau MBG menjadi salah satu program yang mendapatkan sumber dana dari anggaran kesehatan. Kementerian Keuangan menetapkan MBG mendapatkan Rp 24,7 triliun dari total anggaran kesehatan sebesar Rp 244 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dana MBG dari kesehatan ini diperuntukkan bagi penerima manfaat dengan kategori ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. "Selain dari pendidikan itu, MBG juga dapat anggaran dari kesehatan untuk anak-anak itu ada 7,4 juta orang penerima," kata Sri saat membacakan nota keuangan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2026 pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Adapun program makan bergizi gratis, sebelumnya telah mendapatkan anggaran sebesar Rp 335 triliun atau 44,2 persen dari total anggaran pendidikan, yakni 757,8 triliun. Nominal itu digunakan untuk menu makan 82,9 juta penerima manfaat dan 30 ribu dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Berdasarkan data yang ditampilkan dalam konferensi pers, total anggaran kesehatan Rp 244 triliun itu dibagi menjadi dua kategori, yakni untuk layanan kesehatan sebesar Rp 123,3 triliun, lalu sisanya Rp 72,1 triliun digunakan menunjang sarana dan prasarana kesehatan.
Sri Mulyani kemudian merincikan masing-masing penerima manfaat dari dua kategori itu. Dana untuk layanan kesehatan masyarakatakan disalurkan ke dalam 8 program, yaitu untuk bantuan iuran jaminan kesehatan dan pekerja bukan penerima upah sebesar Rp 69 triliun, makan bergizi gratis Rp 24,7 triliun, dan jaminan kesehatan untuk kepolisian dan TNI sebanyak Rp 13,3 triliun.
Selanjutnya, sebesar Rp 8,7 triliun akan disalurkan untuk program pemberian vaksin imunisasi dan pengadaan obat, lalu penanganan tuberkulosis sebesar Rp 2 triliun, program Cek Kesehatan Gratis untuk 130,3 juta orang mendapat dana Rp 2,6 triliun, dana desa untuk pencegahan stunting fasilitas pembinaan 100 hari pertama kelahiran (HPK) sebesar Rp 2,9 triliun.
Sementara itu, dana dari kategori sarana dan prasarana dibagi antara lain untuk revitalisasi rumah sakit Rp 2,7 triliun, bantuan operasional rumah sakit dan puskesmas Rp 16,3 triliun, DAU untuk layanan kesehatan masyarakat Rp 41,7 triliun, dan pemeriksaan sampel makanan dan kosmetik serta suplemen kesehatan Rp 0,3 triliun.
Kemudian bantuan untuk program pendidikan dokter dianggarkan sebesar Rp 0,2 triliun, dan terakhir untuk bantuan rumah sakit Kementerian Pertahanan, Kepolisian, dan Kejaksaan sebesar Rp 10,9 triliun.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana pun menjelaskan peruntukan anggaran Rp 335 triliun yang diperoleh lembaganya. Ia mengatakan 75 persen dari anggaran tersebut bakal digunakan untuk intervensi makan bergizi.
“Untuk intervensinya saja kami akan menggunakan Rp 1,2 triliun per hari atau Rp 25 triliun per bulan. Karena penerima manfaatnya kami asumsikan mencakup 82,9 juta,” ucap Dadan kepada wartawan ketika ditemui di Antara Heritage Center, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Agustus 2025.
Dadan mengatakan pemerintah menargetkan penerima manfaat MBG mencapai 82,9 juta akhir tahun ini. Sehingga angka tersebut diperoleh dari asumsi bahwa MBG akan melayani 82,9 juta penerima manfaat selama 20 hingga 21 hari setiap bulan, untuk satu tahun penuh.
Dadan juga mengatakan total anggaran MBG tidak akan sepenuhnya bersumber dari pendidikan, namun juga diambil dari sektor kesehatan. “(MBG) ternyata masuk dalam dua fungsi, yaitu kesehatan dan pendidikan. Jadi total Rp 335 triliun, nanti dari kesehatan itu antara Rp 24-27 triliun. Jadi bukan Rp 335 triliun dari pendidikan saja,” kata dia
Anastasya Lavenia berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Cek Fakta Klaim Keberhasilan Makan Bergizi Gratis