Liputan6.com, Jakarta Mantan pemilik Chelsea, Roman Abramovich, kembali ramai diperbincangkan setelah nama dan kepemimpinannya di klub London itu kembali disorot.
Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) baru saja menjatuhkan 74 dakwaan kepada Chelsea atas dugaan pelanggaran yang terjadi pada era kepemimpinannya.
Abramovich dikenal sebagai sosok yang membawa Chelsea ke masa keemasan. Sejak mengambil alih klub pada 2003, ia mengubah The Blues menjadi kekuatan besar di Inggris dan Eropa.
Namun, tiga tahun setelah terpaksa melepas klub pada 2022 akibat konflik geopolitik, kehidupannya kini jauh berbeda dari sorotan publik.
Kehidupan Abramovich setelah menjual Chelsea diwarnai sanksi internasional, penyelidikan hukum, dan keterbatasan gerak di Eropa.
Meski begitu, ia tetap menjadi salah satu figur paling menarik dalam sejarah sepak bola modern karena pengaruh besar yang pernah diberikannya kepada Chelsea.
Era Abramovich di Chelsea yang Kini Dipertanyakan
Abramovich membeli Chelsea pada 2003 seharga £140 juta dan memimpin klub selama hampir dua dekade.
Di bawah kepemilikannya, Chelsea meraih 19 trofi mayor, termasuk lima gelar Liga Inggris dan dua kali menjuarai Liga Champions. Kejayaan itu menandai era paling sukses sepanjang sejarah klub.
Namun, kesuksesan tersebut kini mendapat bayang-bayang kontroversi. Chelsea didakwa oleh FA atas 74 pelanggaran yang terjadi antara 2009 hingga 2022, sebagian besar terkait aturan perantara, agen, hingga investasi pihak ketiga pada pemain.
Dugaan ini muncul setelah pemilik baru, Todd Boehly, melaporkan adanya kejanggalan dalam laporan keuangan saat proses pengambilalihan klub.
Abramovich Dihantam Sanksi dan Penyelidikan
Invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 menjadi titik balik bagi Abramovich. Pemerintah Inggris ketika itu, melalui Boris Johnson, menyatakan memiliki 'bukti jelas' bahwa Abramovich memiliki keterkaitan dengan rezim Vladimir Putin.
Klaim tersebut dibantah keras, tetapi ia tetap terpaksa menjual Chelsea dengan harga £4,25 miliar.
Masalah Abramovich tidak berhenti di sana. Ia juga menjadi subjek penyelidikan oleh otoritas Jersey atas dugaan korupsi dan pencucian uang yang berkaitan dengan kekayaannya di era 1990-an.
Abramovich menolak tuduhan tersebut, menegaskan bahwa dirinya tidak pernah terlibat dalam aktivitas kriminal, dan menyebut tuduhan itu tidak berdasar.
Kehidupan Abramovich Setelah Jual Chelsea
Setelah tak lagi menjadi pemilik Chelsea, Abramovich memilih kehidupan yang jauh dari sepak bola. Laporan The Mirror menyebut ia membeli properti di Istanbul, sementara kapal pesiar mewahnya, Eclipse, kerap terlihat di perairan Turki.
Abramovich juga disebut membagi waktunya antara Istanbul, Sochi di Rusia, dan Tel Aviv di Israel.
Meski berusaha bertahan di tengah sanksi, Abramovich tetap terikat pembatasan ketat dari Uni Eropa. Upayanya untuk membatalkan sanksi melalui Pengadilan Kehakiman Uni Eropa pada 2025 pun gagal.
Pengadilan menilai langkah tersebut 'perlu dan tepat', membuat Abramovich harus menerima kenyataan bahwa kebebasan geraknya di Eropa tetap terbatas.
Sumber: SportBilbe