
MENTERI Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meminta seluruh jajarannya memahami kondisi terkini, serta isu-isu strategis. Ia mengingatkan pentingnya membiasakan diri untuk berdiskusi dan mendengar pandangan dari luar, bukan hanya dari lingkungan internal yang cenderung sepakat satu sama lain.
"Dalam isu kebijakan, kita tidak boleh naif. Biasakan untuk berdiskusi dan mendengar suara dari luar, bukan hanya dari internal. Ini agar tidak terjebak dalam echo chamber (ruang gema)," ujarnya.
Hal ini disampaikan Purbaya saat acara serah terima jabatan kepada Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (9/9).
Ia menegaskan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026 disusun dengan tujuan menjaga kesinambungan kebijakan fiskal, disiplin anggaran, sekaligus berpihak pada rakyat. Fokus utama diarahkan pada penguatan ketahanan pangan, peningkatan kualitas pendidikan, perluasan layanan kesehatan, serta perlindungan sosial bagi kelompok rentan.
Dengan RAPBN tersebut, pemerintah berupaya memastikan belanja negara lebih efektif, memberi manfaat nyata bagi masyarakat, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
"Namun, prinsip kehati-hatian tetap menjadi landasan agar RAPBN tetap sehat, andal, dan mampu menopang agenda pembangunan nasional," jelasnya.
Dalam menghadapi tantangan ke depan, integritas adalah prinsip yang tidak bisa ditawar. Purbaya mengatakan setiap rupiah yang dikelola merupakan uang rakyat, sehingga harus digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat.
"Sebagai institusi yang mengelola keuangan negara, kita harus selalu menjaga integritas dalam setiap tindakan yang kita lakukan," tutupnya. (H-3)