Profil Bing Slamet: Maestro Lawak dan Musik Legendaris Indonesia

13 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Bing Slamet, atau Ahmad Syech Albar, merupakan salah satu seniman multitalenta paling berpengaruh di kancah hiburan Indonesia. Lahir di Cilegon, Banten pada 27 September 1927, ia dikenal sebagai seorang penyanyi, penulis lagu, aktor, dan pelawak yang karyanya merentang dari era 1950-an hingga 1970-an. Kehadirannya telah membentuk lanskap seni pertunjukan nasional.

Dedikasinya terhadap seni begitu mendalam, meskipun orang tuanya sempat berharap ia menempuh jalur profesional lain seperti dokter atau insinyur. Namun, Bing Slamet memilih mengabdikan diri sepenuhnya pada dunia hiburan, mengukir jejak tak terhapuskan melalui berbagai medium. Ia meninggal dunia pada 17 Desember 1974 di Jakarta karena penyakit liver.

Warisan seninya tidak hanya terbatas pada karya-karya yang ia hasilkan, tetapi juga pada pengaruhnya terhadap generasi seniman berikutnya. Bahkan, tanggal kelahirannya, 27 September, kini diperingati sebagai Hari Komedi Nasional, sebuah bentuk apresiasi terhadap kontribusinya yang luar biasa dalam dunia komedi dan hiburan Indonesia. Berikut profil lengkapnya.

Profil Singkat Sang Maestro

Bicara soal dunia hiburan Indonesia, nama Bing Slamet adalah salah satu yang paling melekat dalam ingatan masyarakat. Ia bukan hanya seorang pelawak yang piawai memancing tawa, tetapi juga seorang penyanyi bersuara emas serta aktor yang membintangi puluhan film. Dengan gaya sederhana namun memikat, sosoknya berhasil menembus lintas generasi.

Bing Slamet, yang nama aslinya adalah Ahmad Syech Albar, lahir di Cilegon, Banten, pada 27 September 1927. Ayahnya bernama Raden Entik Akhmad dan ibunya Nyi Mas Khatijah. Sejak usia muda, bakat seninya sudah terlihat, meskipun ia sempat mengenyam pendidikan formal di beberapa sekolah seperti HIS Pasundan dan STM Pertambangan.

Meskipun orang tuanya memiliki harapan lain untuk kariernya, Bing Slamet teguh pada pilihannya untuk berkesenian. Keputusan ini terbukti tepat, mengingat bagaimana ia kemudian menjadi salah satu ikon terbesar dalam sejarah hiburan Indonesia, dikenal karena kemampuannya yang serba bisa.  Kehadirannya sejak dekade 1950-an hingga 1970-an menjadikan warna baru bagi dunia hiburan Nusantara. Ia tampil multitalenta, menguasai panggung dengan lawakan cerdas, menyanyikan lagu-lagu penuh rasa, hingga memerankan karakter dalam film yang dikenang hingga kini. 

Perjalanan Karier dan Karya Bing Slamet

Bing Slamet memulai perjalanan seninya sejak usia 12 tahun, bergabung dengan Orkes Terang Bulan pada tahun 1939. Karier musiknya semakin berkembang pesat ketika ia bergabung dengan RRI Jakarta pada tahun 1952. Di sana, ia banyak menyerap ilmu dari musisi ternama seperti M. Sagi, Sjaifoel Bachrie, dan Ismail Marzuki, serta sangat terinspirasi oleh Sam Saimun.

Pada tahun 1955, Bing Slamet berhasil meraih juara Bintang Radio untuk kategori Hiburan, menandai pengakuan atas bakat vokalnya. Ia juga aktif membentuk grup musik, termasuk Mambetarumpajo dan yang paling terkenal, Eka Sapta, pada tahun 1963. Bersama Eka Sapta, ia membawakan berbagai genre musik mulai dari pop, rock, jazz, hingga keroncong.

Selain musik, Bing Slamet juga dikenal sebagai pelawak ulung. Ia membentuk beberapa grup lawak seperti Trio Los Gilos, Trio SAE, EBI, dan yang paling ikonik adalah Kwartet Jaya. Kwartet Jaya, yang dibentuk pada tahun 1967 bersama Eddy Sud, Ateng, dan Iskak, menjadi grup lawak terkemuka di era 1970-an, dikenal dengan gaya lawak yang cerdas dan segar.

Di dunia akting, Bing Slamet mengawali debutnya sebagai figuran pada film "Menanti Kasih" (1950) dan kemudian mendapatkan peran utama di "Disimpang Djalan" (1955). Ia membintangi setidaknya 17 hingga 20 film sepanjang kariernya, termasuk film-film populer seperti "Bing Slamet Tukang Betjak" (1959) dan "Bing Slamet Koboi Cengeng" (1974), menunjukkan kemampuannya yang serba bisa di berbagai bidang seni.

Kehidupan Pribadi Sang Seniman

Bing Slamet menikah dengan R. Ratna Komala Furi pada 23 April 1956. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai delapan orang anak. Tiga di antaranya, yaitu Uci Bing Slamet, Adi Bing Slamet, dan Iyut Bing Slamet, mengikuti jejak sang ayah di dunia hiburan, menunjukkan bakat seni yang mengalir dalam keluarga.

Kehidupan pribadinya yang harmonis menjadi salah satu fondasi bagi karier gemilangnya. Dukungan keluarga memungkinkannya untuk fokus berkarya dan menghasilkan banyak mahakarya yang hingga kini masih dikenang. 

Wafat karena Penyakit Liver

Meski telah berpulang pada tahun 1974, karya dan pengaruhnya tetap hidup, menjadi inspirasi bagi para seniman muda Tanah Air. Ia meninggal dunia karena penyakit liver atau kanker hati yang dideritanya. Jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta, meninggalkan duka mendalam bagi dunia hiburan tanah air.

Meski puluhan tahun telah berlalu sejak kepergiannya, Bing Slamet tetap hidup dalam ingatan bangsa. Karya-karyanya masih diputar, lawakannya masih dikenang, dan sosoknya masih menjadi inspirasi bagi generasi seniman berikutnya. Ia adalah simbol bahwa humor, musik, dan seni bisa menyatu dalam satu pribadi yang penuh pesona.

Tanggal Lahir Bing Slamet Ditetapkan sebagai Hari Komedi Nasional

Bing Slamet dianggap sebagai seniman pelopor yang membawa komedi Indonesia ke panggung modern, memadukan elemen film, musik, dan lawak panggung dengan apik. Gaya khasnya yang sederhana namun penuh humor telah menjadikannya ikon hiburan lintas generasi. Ia juga berperan sebagai mentor bagi banyak seniman muda, termasuk nama-nama besar seperti Titiek Puspa dan Benyamin Sueb.

Atas kontribusinya yang luar biasa, Bing Slamet menerima berbagai penghargaan. Pada tahun 1972, Gubernur Jakarta Ali Sadikin memberikan penghargaan pencapaian seumur hidup untuk karier musiknya. Kemudian, pada tahun 2003, ia dianugerahi medali Budaya Parama Dharma, sebuah pengakuan tertinggi dari negara.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap perannya dalam dunia komedi, tanggal kelahirannya, 27 September, secara resmi ditetapkan sebagai Hari Komedi Nasional. Penetapan ini diumumkan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang menekankan bahwa komedi bukan hanya hiburan, tetapi juga medium kritik sosial yang cerdas dan relevan lintas zaman.

“Penetapan ini bertepatan dengan hari lahir se...

Read Entire Article