
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) berupaya keras dalam menjalankan program regenerasi petani melalui perguruan tinggi vokasi. Salah satu langkah nyata dilakukan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) dengan mengukuhkan mahasiswa baru di kampus Kusumanegara, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta pada Selasa (9/9/2025).
Dari total 2.558 pendaftar pada tahun 2025, Polbangtan Yoma berhasil menerima 364 mahasiswa baru yang berasal dari 22 provinsi di seluruh Indonesia. Para mahasiswa tersebut akan menempuh pendidikan di enam program studi, yaitu Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (66 mahasiswa), Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan (60 mahasiswa), Agribisnis Hortikultura (62 mahasiswa), Teknologi Benih (61 mahasiswa), Teknologi Pakan Ternak (35 mahasiswa), dan Teknologi Produksi Ternak (60 mahasiswa).
Proses seleksi yang dijalani para calon mahasiswa mencakup tes tertulis menggunakan Computer Assisted Test (CAT) untuk jalur umum, tes wawancara, serta pemeriksaan kesehatan psikologi dan fisik. Setelah melewati seluruh tahap tersebut, mereka resmi dinyatakan lolos dan berhak menyandang status mahasiswa baru Polbangtan Yoma.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa regenerasi petani merupakan hal yang sangat penting dan menjadi prioritas Kementan. Ia menyebutkan bahwa bonus demografi Indonesia harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk kemajuan pertanian melalui inovasi dan digitalisasi.
“Kementan berkomitmen untuk terus membina dan memfasilitasi petani muda agar dapat menjadi penggerak pertanian yang maju dan berkelanjutan dengan nilai ekonomi tinggi,” kata Menteri Amran dalam keterangan, Rabu (10/9/2025).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa regenerasi petani menjadi sangat penting mengingat sebagian petani saat ini sudah berusia lanjut, sementara kebutuhan pangan terus meningkat.
Direktur Polbangtan Yoma, Raden Hermawan, dalam sambutannya menegaskan bahwa regenerasi petani adalah hal yang tidak bisa dihindari. Ia mengajak mahasiswa baru untuk siap menggantikan petani yang lebih tua dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, baik di bidang pertanian maupun peternakan.
Hermawan juga menyampaikan bahwa Kementan terus melakukan berbagai inovasi demi kemajuan sektor pertanian, termasuk meningkatkan produksi dan mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menarik minat generasi muda.
“Sektor pertanian sangat membutuhkan generasi muda yang dapat menjadi agrosociopreneur, pencetus inovasi, dan motor penggerak pembangunan daerah. Kita harus mampu beradaptasi di era digital 4.0 dengan mengaplikasikan smart farming agar lebih efektif dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Di hadapan orang tua wali mahasiswa, Hermawan mengajak mereka untuk mendukung putra-putrinya yang memilih menjadi pengusaha di bidang pertanian atau peternakan. Menurutnya, hal tersebut akan membawa kebanggaan karena mahasiswa tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. (I-1)