
SEKRETARIS Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso memaparkan realisasi investasi di 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah mencapai Rp294 triliun pada semester I 2025.
Menurutnya, porsi terbesar investasi masih didominasi industri manufaktur dan pengolahan. Sementara itu, sektor jasa seperti pendidikan, kesehatan, serta ekonomi kreatif digital juga terus berkembang, meski nilai pembangunan fisiknya tidak sebesar industri manufaktur.
"Dari sisi tenaga kerja, KEK berhasil menyerap 187 ribu pekerja hingga pertengahan 2025. Penyerapan tertinggi berasal dari KEK Kendal, KEK Gresik, dan KEK Galang Batang," jelasnya dalam Konferensi Pers Kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kuartal II 2025, Jakarta, Selasa (9/9).
Jumlah pelaku usaha dalam KEK juga meningkat, dengan total 442 perusahaan. KEK Kendal mencatat jumlah terbanyak, yakni 128 industri, dan diperkirakan terus bertambah, termasuk di KEK Gresik.
Susiwijono mengklaim capaian semester I 2025 sudah sesuai target pemerintah, baik dari sisi investasi, tenaga kerja, maupun tumbuhnya industri.
Ia kemudian menyoroti tren ekspor yang terus meningkat, dengan nilai Rp82 triliun. Ekspor terbesar masih ditopang sektor manufaktur, seperti smelter alumina di KEK Galang Batang yang telah menembus lebih dari 2 juta ton per tahun.
KEK Kendal, kata Susiwijono, mulai memperkuat posisi global sebagai produsen katoda dan anoda sejak 2023, sementara KEK Gresik menjadi pusat hilirisasi tembaga dengan dukungan smelter PT Freeport.
"Kedua KEK ini masing-masing mencatat investasi lebih dari Rp90 triliun dan diproyeksikan menjadi andalan utama Indonesia dari sisi investasi, tenaga kerja, maupun ekspor," jelasnya.
Lebih lanjut, Sesmenko Perekonomian menerangkan total luas area 25 KEK sekitar 24.000 hektare. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia yang memiliki lebih dari 2,1 juta hektare, Thailand dengan lebih dari 600.000 hektare, bahkan masih tertinggal dibandingkan Filipina maupun India.
KEK, katanya, sejatinya menjadi ultimate facility atau fasilitas utama yang ditawarkan pemerintah untuk menarik investasi. Berbagai insentif fiskal disiapkan, mulai dari tax holiday, pembebasan pajak penghasilan atau PPh dan pajak pertambahan nilai atau PPN, hingga penangguhan bea masuk. (Ins/E-1)