Tanggal 12 September diperingati sebagai Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional. Di Indonesia, karies gigi atau gigi berlubang adalah masalah teratas yang dialami banyak penduduk, tak terkecuali di Jawa Timur.
"Di Jawa Timur masalah gigi yang paling banyak dialami warga baik tua maupun muda adalah gigi berlubang," ungkap Drg Sumartono Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Pengurus Wilayah Jatim Masa Bakti 2022-2025, saat ditemui Basra, belum lama ini.
Sumartono menjelaskan gigi berlubang adalah kondisi kerusakan pada jaringan gigi akibat proses pembusukan (karies) yang disebabkan oleh penumpukan plak, bakteri, serta sisa makanan yang menghasilkan asam dan merusak lapisan email gigi secara bertahap.
"Seringkali masyarakat itu baru datang ke dokter gigi kalau sudah merasa ada yang sakit. Padahal kalau sudah merasa ngilu, atau merasa nggak enak di gigi saat terkena dingin itu sudah bisa ke dokter gigi," terangnya.
Kondisi gigi berlubang terutama pada anak-anak semakin diperparah dengan kebiasaan jajan yang manis-manis.
"Banyak sekali anak-anak yang giginya berlubang. Sangat jarang anak usia 2 sampai 5 tahun yang giginya utuh ya. Ini karena mereka suka jajan yang manis atau yang lengket di gigi," tuturnya.
Sumartono menegaskan kotoran sisa makanan di gigi tidak serta merta akan membuat gigi berlubang. Setidaknya butuh proses atau waktu sisa makanan akan membuat gigi berlubang.
"Rajin menggosok gigi dua kali sehari, pagi dan sore hari, bisa mencegah terjadinya gigi berlubang," imbuhnya.
Selain sisa makanan, Sumartono menyebutkan jika gigi berlubang bisa disebabkan oleh faktor genetik.
"Ada orang yang giginya gampang keropos karena faktor genetik," tukasnya.