Kepala BNPB Letjen Suharyanto menetapkan status tanggap darurat bencana selama 1 minggu di Bali pada Rabu (10/9). Hal ini menyusul tingginya curah hujan di Bali yang mengakibatkan banjir di 123 titik.
"Tadi diskusi semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan 2 minggu tetapi karena sifat bencananya ternyata tidak terlalu besar maka akan diralat menjadi cukup 1 minggu," kata Suharyanto usai Rakor Pengendalian Banjir di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Rabu (10/9) malam.
Menurutnya, situasi banjir sudah surut pada pukul 21.00 WITA. Aktivitas masyarakat sudah mulai normal sehingga status tanggap darurat ini untuk mempercepat proses perbaikan dampak banjir.
"Sehingga nanti langsung kita melakukan langkah-langkah untuk perbaikan, rehabilitasi, rekonstruksi pasca bencana," katanya.
Dalam insiden ini, ada 9 korban tewas, 6 masih hilang dan ratusan warga mengungsi di 4 wilayah, yakni Kota Denpasar, Jembaran, Badung, dan Gianyar. Menurutnya, para pengungsi telah ditangani dengan baik. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 5 miliar untuk membantu menangani banjir.
"Yang kita bawa baru selimut, sembako, matras, genset, pompa, besok ke tempat pengungsi mungkin butuh lagi ini bajunya lama gak ganti ini jadi basah, ya berarti butuh baju, oh pakaian dalamnya butuh pakaian dalam, ini banyak perempuan, kan perempuan harus ada pakaian khusus ada pembalut, gitu berkembang, intinya semua kebutuhan masyarakat terdampak, kita akan lengkapi ya," katanya.
Adapun korban meninggal sebagai berikut:
Adapun korban hilang sebagai berikut: